Hemodialisa

Hemodialisa
Cuci Darah RS Meilia

Artikel Layanan Hemodialisa

Artikel Layanan Hemodialisa
Hemodialisa Clinic

Kamis, 18 Agustus 2011

Buka Puasa Bersama Pasien Hemodialisa RS Meilia




RS MEILIA (Depok): Dalam kerangka membangun solidaritas antar sesama pasien Klinik Hemodialisa di RS Meilia Cibubur, maka diadakan kegiatan Gathering dan Buka Puasa Bersama pada Kamis (18/8) bertempat diselasar depan Klinik Hemodialisa lt2. Acara tersebut melibatkan sekitar 50 pasien cuci darah RS Meilia berlangsung dengan semarak dan khidmat.

Selain diisi dengan tema pencerahan siraman rohani, khususnya tentang kepentingan dan hakikat puasa dalam sudut pandang Agama. Dalam acara tersebut, sekaligus dilakukan ajang edukasi kesehatan untuk para pasien hemodialisa terkait tentang kebutuhan nutrisi yang baik serta pola hidup sehat.

“Kami berharap kegiatan seperti ini dapat membantu menstimulasi harapan positif pasien, sehingga dapat mendukung perbaikan kondisi kesehatannya secara tidak langsung,” papar dr Lubna Anwar Sadat selaku PJ Klinik Hemodialisa. Tentu resultan yang diharapkan dari ajang serupa adalah membuat para pasien Hemodialisa memiliki kesadaran akan kebutuhan perubahan perilaku hidup sehat serta tetap menjaga semangat serta asa positif dalam menjalani kehidupannya. (YH)

Rabu, 17 Agustus 2011

Diabetisi dan Puasa




MEILIA (Depok) : Para Penderita Diabetes tidak perlu khawatir untuk tetap menjalankan ibadah puasa dibulan Ramadhan, karena banyak hal yang dapat disiasati untuk tetap sehat berpuasa meski menderita diabetes. Hal tersebut merupakan benang merah yang didapatkan pada seminar awam dengan tema “Cegah Diabetes agar Tetap Sehat dan Bugar dalam beraktifitas saat Berpuasa,” pada Jumat (12/8). Kegiatan yang berlangsung diruang Auditorium lt3 RS Meilia tersebut dihadiri oleh 100-an peserta seminar.

Tampil sebagai pembicara adalah dr Untung Sudomo, SpPD (Internist-Spesialis Penyakit Dalam) dan dr Laila Hayati, SpGK (Spesialis Gizi Klinis). Sesuai dengan karakter penyakitnya, maka Diabetes Melitus adalah penyakit menahun yang tidak bisa sembuh namun dapat dikendalikan serta dapat berkomplikasi dengan penyakit jantung, stroke maupun kebutaan. “Sesungguhnya diperlukan penatalaksanaan secara cermat agar komplikasi penyakit tersebut dapat dihambat,” jelas dr Untung S, SpPD.

Khususnya dalam bulan Ramadhan ini, penderita diabetes (diabetisi) perlu mengetahui terlebih dahulu kondisi kesehatannya agar dapat melaksanakan ibadah puasa penuh konsentrasi. “Perlu dipahami bahwa dibetisi terbagi menjadi beberapa golongan mulai dari kelompok diabetisi aman berpuasa, diabetisi bisa melakukan puasa serta diabetisi yang tidak dianjurkan berpuasa,” terang dr untung S, SpPD lebih lanjut.

Kondisi tersebut akan sangat berkaitan dengan riwayat apakah penderita pernah mengalami kondisi hipoglikemi/ hiperglikemia maupun dehidrasi/trombosis.”Lakukan pemantauan kesehatan berkala, jangan terlalu memaksakan diri dan ingat bila tetap berpuasa pastikan untuk tetap makan sahur yang seuai dengan proposi serta kebutuhan diabetisi,” kata dr Untung S, SpPD.

Pola Makan Diabetisi dan Sinergi Pencegahan

Disamping itu, menurut dr Laila Hayati, SpGK yang perlu mendapatkan catatan khusus bagi seorang diabetisi dalam mengatasi penyakitnya adalah kombinasi dari pengaturan makan yang disertai dengan aktifitas dan berkegiatan olahraga , dilengkapi pengobatan medis termasuk konsultasi kesehatan berkala. “mekanisme yang saling terkait tersebut akan membantu diabetisi untuk dapat mengatasi penyakitnya dalam jangka pendek serta jangka panjang dalam mencegah efek komplikasi penyakit,” paparnya.

Berkenaan dengan upaya mengatur pola makan maka yang menjadi dasar panduan adalah 3J yaitu Jumlah, Jenis dan Jadwal makan yang diperlukan oleh diabetisi. “Makan secata teratur dengan kombinasi makanan berserat seperti buah dan sayur ditambah dengan susu akan menjadi baik untuk menjaga pemenuhan kalori makanan yang berkisar 1200-1500 kkal/hari,” terang dr Laila H, SpGK lebih jauh.

Untuk kondisi normal dan tidak berpuasa jadwal makan dapat diatur setiap 3 jam secara bergantian antara makan utama, snack dan tambahan susu. “Makanan dengan sumber hewani maupun nabati ditambah sayur dapat dijadikan sebagai makanan pokok, sedangkan buah menjadi makanan pendamping atau snack yang menyehatkan,” pungkasnya. Selain itu menurutnya perlu dilakukan gerak badan secara teratur 3 s/d 4 kali seminggu dengan durasi sekitar 30 menit untuk tetap menjada kadar gula darah.

“Berolahraga mendapatkan manfaat dalam menurunkan kadar gula darah, penurunan berat badan bahkan dapat membantu mereduksi kemungkinan komplikasi,” tukas dr Laila H, SpGK. Salah satu sugesti yang dapat mendukung perbaikan kondisi diabetisi, adalah dengan support dari keluarga serta lingkungan terdekat. Termasuk mendorong agar diabetisi agar memiliki kerangka berpikir positif, serta membuat suasana lingkup hidup diabetisi dalam tujuan untuk mengendalikan kondisi penyakit tersebut. (YH)

Kamis, 04 Agustus 2011

sekilas Hemodialisa




Hemodialisis (cuci darah) adalah sebuah terapi . Kata ini berasal dari kata haemo yang berarti darah dan dialisis yang berarti dipisahkan. Hemodialisis merupakan salah satu dari Terapi Penggganti Ginjal, yang digunakan pada penderita dengan penurunan fungsi gingjal, baik akut maupun kronik. Perinsip dasar dari Hemodialisis adalah dengan menerapkan proses dufusi dan ultrafiltrasi pada ginjal buatan, dalam membuang sisa-sisa metabolisme tubuh. Hemodialisis dapat dikerjakan untuk sementara waktu (misalnya pada Gagal Ginjal Akut) atau dapat pula untuk seumur hidup (misalnya pada Gagal Ginjal Kronik). Pada dasarnya untuk dapat dilakukan Hemodialisa memerlukan alat yang disebut ginjal buatan (dialiser), dialisat dan sirkuit darah. Selain itu juga diperlukan akses vaskuler.

disarikan dari berbagai sumber

Sharing Session Hemodialisa




MEILIA (Depok) : RS Meilia Cibubur mengadakan “Sharing Session Pasien Hemodialisa”, acara yang diadakan pada Sabtu (16/7). Kegiatan tersebut dilakukan dalam kerangka pembentukan ikatan komunitas Cuci Darah di Cibubur, termasuk diantaranya untuk melakukan komunikasi interkatif antara pihak RS Meilia dengan para Pasien Hemodialisa.

“Kemampuan untuk dapat melakukan interaksi secara partisipatif, serta dengan membuka peluang dialog termasuk sharing antar sesama pasien menjadi sarana yang efektif dalam menjalin kebersamaan akan kepedulian,” ujar dr Lubna A Sadaat selaku Koordinator Medik Klinik Hemodialisa RS Meilia.

Acara yang dihadiri sekitar 50 pasien dan keluarga pasien tersebut, diapresiasi dengan baik, termasuk dalam keterlibatan tanya jawab serta ajang memberikan masukan maupun saran. Kegiatan tersebut juga dihadiri Amir Karamoy selaku Ketua Badan Pengurus Yayasan Peduli Ginjal Indonesia (YADUGI).

Pada kesempatan tersebut, dr Maridi Kartasasmita, SpB selaku Direktur RS Meilia menyambut gembira kegiatan dalam event customer gathering dan sharing session tersebut. “Bagi kami memberikan pelayanan secara paripurna kepada masyarakat adalah sebuah tanggung jawab,” jelasnya. Disamping itu, sekaligus disosialisakan bahwa Klinik Hemodialisa RS Meilia telah dapat melayani pasien Jamkesda. (YH)